Ketika Istilah Go International Menjadi Basi di Tanah Air
![]() |
Source: Bintang.com |
Bicara
tentang go international, sudah pasti
aksi ini banyak diincar oleh musisi-musisi Indonesia. Bila ditanya apa impian
yang ingin dicapai selama menjadi musisi, hampir semua mengatakan keinginan
mereka untuk go international. Sehingga
pada akhirnya aksi ini malah menjadi
basi di tanah air.
Sebut
saja Agnes Monica. Mantan penyanyi cilik ini bisa dibilang cukup sukses go international. Dengan nama
panggungnya yaitu Agnez Mo, ia berhasil menandatangi kontrak dengan label musik
raksasa Sony Music Global dan Sony Music USA dan bekerja sama dengan Timbaland
dalam lagu debutnya yang berjudul “Coke
Bottle”. Tapi sejak saat itu, tidak ada lagi pemberitaan mengenai
kelanjutan karir Agnes di negeri Paman Sam itu. Karir musiknya di tanah air
juga tidak se-spektakuler dulu.
Dengan
kemajuan teknologi saat ini, interaksi internasional akan sangat mudah. Cukup
memiliki koneksi internet dan sedikit promosi online, apapun bisa tersebar di
seluruh dunia. Tak peduli apakah yang disebar itu bagus atau tidak, layak atau
tidak, yang penting sudah disebarkan dengan tujuan ingin dikenal oleh seluruh
dunia. Apakah ini yang dimaksud go
international?
Dalam
konteks musikal, tidak ada definisi khusus mengenai istilah go international. Tapi, apa yang
dikatakan oleh Anggun, salah satu penyanyi asal Indonesia yang juga go international bisa dijadikan acuan. Menurutnya, “Disebut go international adalah musisi yang mempunyai
album yang diproduksi di luar, dibeli oleh orang luar, diedarkan di luar,
mempunyai konser di luar yang ditonton oleh orang luar dan mempunyai karir di
luar.” Sedangkan menurut beberapa narasumber, go international berarti musisi tersebut berkarir di negara
industri musik dunia, yakni Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.
Sebenarnya,
tidak ada yang salah dengan keinginan tersebut. Proses pencapaiannya pun
tidaklah mudah. Dibutuhkan koneksi dan pemahaman yang kuat mengenai kontrak
internasional. Tetapi apakah rasional bila keinginan untuk go international diimbangi dengan keadaan musik Indonesia saat ini?
Di
Indonesia jenis musik yang diminati itu tergantung musim. Pada era tahun 80-an
jenis lagu yang mendominasi adalah jenis pop mendayu dan balada seperti
lagu-lagu yang dinyanyikan Ebiet G. Ade, Chrisye, dan Nia Daniaty. Kemudian
berlanjut di era 90-an dengan lagu-lagu dari Krisdayanti dan Sheila on 7 yang
tenar di kalangan remaja sampai dewasa. Di era 2000-an, masyarakat lebih
menyukai musik grup band dibandingkan penyanyi solo, sebut saja Samsons,
Peterpan, Ungu, Radja, D’Masiv, dan sebagainya. Di era inilah musik Indonesia
berjaya sampai ke negeri tetangga. Memasuki tahun 2010, musik Indonesia mulai
beralih ke pop dance electro dicampur
dengan musik Kpop dan didominasi oleh girlband
boyband ala Korea Selatan seperti Cherrybelle dan SM*SH.
Di
tahun 2015 hingga sekarang, aliran musik Indonesia didominasi oleh musik Kpop.
Hal ini disebabkan karena banyaknya girlband
boyband dari negeri ginseng itu yang datang konser di Indonesia. Selain itu,
lagu-lagu Indonesia banyak yang mengandung plagiarisme. Seperti baru-baru ini,
lagu Armada yang berjudul ‘Asal Kau Bahagia’ meniru lagu soundtrack Meteor Garden yang dinyanyikan oleh grup asal Taiwan F4.
Dengan
keadaan Indonesia yang seperti ini, apakah perkembangan musik di Indonesia saat
ini naik atau justru turun? Dan apakah dengan keadaan musik seperti ini bisa
diterima di kancah internasional?
Sebaiknya
sebelum berpikir untuk go international musisi
Indonesia harus mempunyai visi dan sasaran yang jelas. Hal ini menyangkut juga
target dan jenis musik apa yang ditawarkan kepada audiens. Pondasi musik yang
kuat juga akan berdampak kepada artis dan manajemennya.
Bila
ingin go international, banyak yang
harus dipertimbangkan. Sanggupkah musisi Indonesia yang sudah memiliki nama
besar di tanah air, meninggalkannya dan harus mulai dari bawah, bila ingin
mengejar karir di luar?
Semoga
musisi tanah air akan lebih berhati-hati berucap dan lebih memiliki rencana
yang solid bila ingin benar-benar go
international. Dan buktikan bahwa istilah go international bukanlah hal yang basi di tanah air.
0 comments